LAPORAN MINGGUAN
PRAKTIKUM KIMIA DASAR
VARIASI KONTINYU
Oleh :
Nama
|
:
|
Tanti Oktapianti
|
NRP
|
:
|
123020025
|
Kelompok
|
:
|
A
|
No. Meja
|
:
|
12(Dua
Belas)
|
Tanggal
Percobaan
|
:
|
24 Oktober
2012
|
Asisten
|
:
|
Galuh
Permata Sari
|
LABORATORIUM KIMIA DASAR
JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2012
VARIASI KONTINYU
Tanti Oktapianti
123020025
Asisten
: Galuh Permata Sari
Tujuan Percobaan : Untuk mengamati reaksi kimia yang kualitas
molar totalnya sama, tetapi kuantitas masing-masing pereaksinya berubah-ubah.
Dan untuk meramalkan atau menentukan stoikiometri sistem suatu reaksi, serta
menentukan titik maksimum dan minimum stoikiometri dalam reaksi.
Prinsip Percobaan : berdasarkan
metode variasi kontinyu yaitu melakukan sederet pengamatan dengan jumlah tiap
pereaksinya berubah-ubah, tetapi jumlah molar totalnya sama. Dan berdasarkan
pada teori stoikiometri (Benjamin Richter 1762-1802) yaitu ilmu tentang pengukuran
perbandingan kuantitatif atau pengukuran perbandingan jumlah.
Metode Percobaan :
Sistem NaOH 0,1 M
dan CH3COOH 1 M
|
|
Sistem K2CrO4 2 M dan AgNO3 0,01M |
|
| |
|
|
Hasil Pengamatan
Berdasarkan
hasil percobaan yang dilakukan didapatkan hasil sebagai berikut :
Sistem
NaOH 0,1 M dan CH3COOH 1 M
1.
5
ml NaOH (280C) + 25 ml CH3COOH
(26,50C)
2.
10
ml NaOH (26,50C) + 20 ml CH3COOH (270C)
3.
15
ml NaOH (270C) + 15 ml CH3COOH (270C)
4.
20
ml NaOH (260C) + 10 ml CH3COOH (260C)
5.
25
ml NaOH (240C) + 5 ml CH3COOH (240C)
Sistem K2CrO4 2 M dan AgNO3 0,01M
1.
5
ml K2CrO4 (260C) + 25 ml AgNO3 (25,50C)
2.
10
ml K2CrO4 (270C) + 20 ml AgNO3
(270C)
3.
15
ml K2CrO4 (260C) + 15 ml AgNO3
(25,50C)
4.
20
ml K2CrO4 (280C) + 10 ml AgNO3
(270C)
5.
25
ml K2CrO4 (270C) + 5 ml AgNO3
(280C)
G
|
Pembahasan
:
Variasi kontinyu
adalah cabang ilmu kimia yang memperlajari kuantitatif dari komposisi zat-zat
kimia dan reaksi-reski kimia. Variasi kontinyu merupakan metode untuk
mempermudah kita mempelajari stoikiometri sistem. Stoikiometri adalah
perhitungan yang menyangkut hubungan kuantitatif zat yang terlibat dalam reaksi
kimia.
Konsentrasi larutan
merupakan cara untuk menyatakan hubungan kuantitatif antara zat terlarut dan
pelarut.
1. Konsentrasi
: jumlah zat tiap satuan volum (besaran intensif)
2. Larutan
encer : jumlah zat terlarut sangat sedikit
3. Larutan
pekat : jumlah zat terlarut sangat banyak
4.
Cara menyatakan konsentrasi: molar,
molal, persen, fraksi mol, bagian per sejuta (ppm), dll.
Molaritas
(M)
adalah jumlah mol zat terlarut dalam satu liter larutan.
Normalitas (N)
merupakan jumlah mol-ekivalen zat terlarut per liter larutan. Mol-ekivalen
:
Asam/basa:
jumlah mol proton/OH- yang diperlukan untuk menetralisir suatu asam /
basa.
Contoh
:
1
mol Ca(OH)2 akan dinetralisir oleh 2 mol proton;
1
mol Ca(OH)2 setara dengan 1 mol-ekivalen; Ca(OH)2 1M =
Ca(OH)2 2N
Redoks :
jumlah mol elektron yang dibutuhkan untuk mengoksidasi atau mereduksi suatu
unsur
Contoh
:
1
mol Fe+3 membutuhkan 3 mol elektron untuk menjadi Fe;
1
mol Fe+3 setara dengan 3 mol-ekivalen;
Fe+3 1
M = Fe+3 3 N atau Fe2O3 6 N
Molalitas (m)
adalah jumlah mol zat terlarut dalam 1000 gram pelarut.
Larutan
atau campuran dalam percobaan ini dibagi menjadi dua larutan, yaitu :
Larutan Homogen,
yaitu larutan yang sifat-sifatnya selalu seragam. Berarti bahwa, bila kita
memeriksa sedikit bagian dari larutan natrium klorida dalam air, sifat-sifat
akan sama dengan bagian lain dari larutan tersebut. Dapat juga dikatakan bahwa
larutan terdiri dari satu fasa yang berarti sistem yang mempunyai suatu sifat
dan komposisi yang sama. Larutan
Heterogen, yaitu larutan yang sifat-sifatnya tak seragam (tak rata).
Contohnya adalah minyak dan air. Bila kita mengambil sample dari larutan ini
akan kita dapatkan sebagian campuran akan mempunyai sifat minyak. Sedangkan
sebgaian lain mempunyai sifat air. Maka campuran ini terdiri dari dua fasa
yaitu minyak dan air. (Brady, 1999). Campuran homogen adalah campuran dua zat
atau lebih dimana semua zat memiliki susunan yang seragam, sehingga sulit
dibedakan antara komponen zat yang satu dengan yang lainnya. Campuran homogen
dalam kehidupan sehari-hari biasa dikenal dengan larutan. Contoh: Larutan gula
(campuran antara air dan gula), larutan garam (campuran antara air dan garam),
soft drink, larutan teh dan susu. Campuran heterogen adalah campuran dua
zat atau lebih dimana zat penyusunnya tidak sama atau tidak seragam sehingga
masih bisa dibedakan antara partikel-partikel zat penyusunnya. Contoh: campuran
antara tanah dan kerikil, batu granit, beton, air sungai, campuran pasir dan
air.
Berdasarkan
hasil diatas, perubahan yang menjadi faktor utama adalah perubahan suhu yang
digunakan untuk menentukan stoikiometri dari larutan tersebut. Data yang
didapatkan, dibuat dalam bentuk grafik hubungan antara perubahan temperatur
dengan mmol CH3COOH/mmol NaOH atau perubahan suhu dengan mmol AgNO3/mmol K2CrO4. Dari grafik tersebut
dapat dilihat adanya perubahan konsentrasi dan jumlah dari suatu larutan bisa
mempengaruhi perubahan temperatur suatu larutan. Sehingga dapat diketahui pada suhu dan mmol
berapa yang menjadi titik minimum dan maksimum stoikiometri. Titik maksimum adalah titik maksimal yang
dicapai pada angka yang dihasilkan dari suatu larutan dengan perbandingan suhu
dan kuantitas molar pereaksinya sedangkan titik minimum adalah titik terendah
yang dicapai pada angka yang dihasilkan dalam tabel. Terlihat dalam grafik
sumbu x yaitu pembagian dari mmol kedua larutan yang dipakai sedangkan sumbu y
yaitu selisih antara Takhir dikurangi Tmula.
Percobaan
dari sistem NaOH- CH3COOH didapatkan
hasil yaitu, pada larutan NaOH 0,1M yang volumenya berturut-turut 25, 20, 15,
10, dan 5 ml dengan larutan CH3COOH
1M yang
volumenya berturut-turut 5, 10, 15, 20, dan 25 ml memiliki temperatur awal (TM)
berturut-turut 25,750C,
270C, 25,750C, 27,50C dan 27,50C. Setelah
kedua larutan dicampur dan diukur temperaturnya sebagai temperatur akhir
didapat TA secara berturut-turut 270C,
280C, 270C, 26,50C dan 24,90C.
Setelah itu dicatat perubahan suhu yang terjadi pada kedua campuran larutan
tersebut, didapat T secara berturut-turut, 0,250C, 1,250C, 0,50C,
0,50C dan 0,90C. Mmol NaOH secara
berturut-turut yaitu, 0,5;
1; 1,5; 2; 2,5 mmol. Mmol CH3COOH secara
berturut-turut, 25,
20, 15, 10, 5 mmol. Perbandingan antara kedua mmol campuran
tersebut secara berturut-turut yaitu, 0,02;
0,05; 0,1; 0,2; 0,5 mmol.
Percobaan
dari sistem K2CrO4-AgNO3
didapatkan
hasil yaitu, pada larutan K2CrO4
0,1M yang volumenya berturut-turut 25, 20, 15, 10, dan 5 ml dengan larutan AgNO3
1M yang
volumenya berturut-turut 5, 10, 15, 20, dan 25 ml memiliki temperatur awal (TM)
berturut-turut 27,250C,
26,250C, 270C, 260C dan 240C. Setelah
kedua larutan dicampur dan diukur temperaturnya sebagai temperatur akhir
didapat TA secara berturut-turut 260C,
27,50C, 270C, 280C dan 280C.
Setelah itu dicatat perubahan suhu yang terjadi pada kedua campuran larutan
tersebut, didapat T secara berturut-turut, 0,250C, 0,50C, 1,250C,
0,50C dan 0,50C. Mmol K2CrO4 secara
berturut-turut yaitu, 1,
2, 3, 4 dan 5 mmol. Mmol AgNO3 secara
berturut-turut, 0,025;
0,02; 0,015, 0,01, 0,005 mmol. Perbandingan antara kedua mmol
campuran tersebut secara berturut-turut yaitu, 0,025; 0,01; 0,005; 0,0025; 0,001
mmol.
Dari
percobaan diatas, praktikan dapat mengetahui titik maksimum dan titik minimum
suatu hasil reaksi. Titik maksimum menyatakan dimana suatu larutan tepat
bereaksi bila kedua larutan itu dicampurkan. Titik minimum menyatakan dimana
suatu larutan tepat habis bereaksi. Pada sistem NaOH- CH3COOH
memiliki titik maksimum di kordinat (0,05 ; 1,25) dan titik minimum di kordinat
(0,02 ; 0,25) sedangkan pada sistem K2CrO4-AgNO3 titik
maksimum berada di kordinat (0,005 ; 1,25) dan titik minimum di kordinat (0,025
; 0,25).
Percobaan
yang telah dilakukan oleh praktikan masih terdapat kesalahan. Faktor
kesalahannya yaitu dalam melakukan percobaan praktikan terdapat kesalahan dalam
menggunakan termometer, Yakni termometer menyentuh dasar gelas kimia
sehingga mempengaruhi pengukuran temperatur dari larutan yang diukur. Selain
itu pipet yang digunakan untuk mengambil larutan dipakai bersama. Contohnya,
pipet yang digunakan untuk mengambil larutan NaOH juga digunakan dalam
mengambil larutan CH3COOH, sehingga, larutan menjadi tercampur.
Praktikan juga kurang teliti dalam membaca termometer.
Kesimpulan :
Dari percobaan-percobaan yang telah
dilakukan kita dapat menarik kesimpulan yaitu reaksi pada sistem NaOH-CH3COOH
mencapai titik maksimum pada koordinat (0,05 ; 1,25) dan titik minimumnya pada
(0,02 ; 0,25) pada perubahan temperatur (∆T
= 0,250C). Sedangkan titik maksimum pada sistem K2CrO4-AgNO3
terdapat pada titik (0,005 ; 1,25) dan titik minimumnya pada titik (0,025 ;
0,25).
Setelah
melakukan percobaan, masih terjadi kesalahan dikarenakan oleh beberapa faktor
seprti saat mengghunakan termometer yang menyentuh dasar gelas kimia sehingga
mempengaruhi pengukuran temperatur.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2012.VariasiaKontinu.http://mayouame.blogspot.com/2012/05/variasi-konti
nu.html.Access:25 November 2012.
Anonim.2012.Konsentrasi Larutan.http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-smk/
kelas_x/konsentrasi-larutan-2/.Access:26 November 2012.
Anonim.2012.Perbedaan Larutan Homogen dan Heterogen.
http://infoterbaruter
len gkap.blogspot.com/2012/09/perbedaan-campuran-homogen-dan.html.Access:27 November 2012.
Brady,
E. James. (1999), Kimia Universitas
Asas dan Struktur, Binapura Aksara : Jakarta.
Sutrisno,
E.T. dan Nurminabari, I.S.2010.Penuntun
Praktikum Kimia Dasar. Universitas Pasundan : Bandung.
sangat membantu, terima kasih kka
BalasHapus