LAPORAN MINGGUAN
PRAKTIKUM KIMIA DASAR
PENGENALAN ALAT DI LABORATORIUM
MAKALAH
|
Oleh :
Nama
|
:
|
Tanti Oktapianti
|
NRP
|
:
|
123020025
|
Kelompok
|
:
|
A
|
No. Meja
|
:
|
12(Dua
Belas)
|
Tanggal
Percobaan
|
:
|
24 Oktober
2012
|
Asisten
|
:
|
Galuh
Permata Sari
|
LABORATORIUM KIMIA DASAR
JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2012
I.
PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan menggenai : (1)
Latar belakang, (2) Tujuan percobaan, dan (3) Prinsip percobaan.
1.1 Latar Belakang
Alat adalah
suatu benda yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu; perkakas, perabot, yang
dipakai untuk mencapai maksud (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005).
Berbicara tentang alat-alat laboratorium secara ilmiah tidaklah mudah, karena
harus membuka bermacam sumber.
Pada zaman
modern ini kita mengenal alat-alat dan bahan yang sangat berguna atau
menghiasai laboratorium sebagian besar gelas ukur, tabung reaksi, HCl, NaCl dan
lain-lain (Anonim, 1998).
Dalam
dunia kimia, pada dasarnya tidak akan terlepas dari hal-hal yang berkaitan
dengan zat-zat yang ada didalamnya, yaitu
zat kimia, dimana zat kimia itu beracun atau tidak beracun, berguna atau tidak
berguna. Dari kondisi seperti itu, maka perlulah adanya pembelajaran
untuk mendapatkan pengetahuan dan kemampuan untuk itu. Dan untuk mendapatkan
pengetahuan serta kemampuan tersebut perlu adanya kegiatan seperti praktikum
untuk mengidentifikasi apakah zat itu beracun atau tidak, berguna atau
tidak dan sebagainya.Seperti yang diketahui, sebuah praktikum itu tentunya
harus menggunakan alat-alat laboratorium guna mendukung jalannya kegiatan
praktikum tersebut. Dimana tentu saja praktikan tidak dapat secara langsung menggunakan
alat-alat tersebut tanpa mempunyai pengetahuan dan kemampuan yang cukup untuk
itu. Sebab alat-alat tersebut memiliki prosedur-prosedur
dalam penggunaannya. Maka dari itu,
pengenalan alat-alat laboratorium oleh praktikan dirasa penting agar sebuah
praktikum dapat berjalan sebagaimana mestinya. Namun tidak hanya dikenal begitu
saja, praktikan pun juga harus mengetahui fungsi dari masing-masing alat-alat
tersebut.
Pengenalan
alat-alat laboratorium kimia dasar sebagai penunjang dilaksanakanya
percobaan-percobaan maupun penelitian. Oleh karena itu, pengenalan alat-alat
yang akan digunakan pada saat praktikum kimia dasar sangat dibutuhkan sekali
agar kita lebih tepat dalam menggunakan alat tersebut sesuai kegunaannya
masing-masing. Jenis alat-alat yang digunakan disesuaikan dengan tujuan
penelitian. Misalnya, pada penelitian yang bertujuan memperoleh data tentang
alat-alat yang digunakan sebagai bahan praktikum. Agar penelitian
berjalan dengan lancar dan kita mengetahui alat-alat yang akan digunakan dalam
penelitian dan juga harus memahami fungsinya. Praktikan pun harus
mengetahui cara membersihkan peralatan serta menyimpan pada tempatnya (Middlecamp,dkk,1985).
1.2
Tujuan
Percobaan
Tujuan
percobaan pengenalan alat di laboratorium adalah untuk praktikan
dapat mengenal dan mengetahui alat-alat yang digunakan dalam praktikum di
laboratorium, praktikan pula dapat mengehui fungsi dan kegunaan masing-masing
alat yang dipergunakan dalam praktikum,
dan praktikan dapat mengetahui cara kerja masing-masing alat.
1.3
Prinsip
Percobaan
Prinsip percobaan pengenalan alat di laboratorium adalah
berdasarkan dari masing-masing alat mempunyai fungsi dan
cara kerja yang berbeda-beda serta mempunyai ciri-ciri dan karakteristik yang
berbeda pula tergantung pada alatnya.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini akan menguraikan mengenai Jenis-jenis alat laboratorium dan Mekanisme :
(1) Labu Ukur, (2) Kaki Tiga, (3) Kawat Kasa, (4) Batang Pengaduk, (5) Spatula,
(6) Mortar dan Pastle, (7) Botol Semprot, (8) Corong, (9)Kaca Arloji, (10) Tabung
Reaksi, (11) Buret, (12) Pipet Ukur, (13) Pipet Tetes, (14) Gelas Ukur, (15) Labu Erlenmeyer, (16)
Gelas Kimia, (17) Bunsen, (18)Termostat, (19) Statif, (20) Tabung Sentrifug, (21) Pipa U, (22)Cawan Penguap, (23) Plat Tetes, (24) Pipa Kapiler, (25) Penjepit
Tabung Reaksi, (26) Tabung Nessler, (27) Labu Kjeldahl, (28)
Piknometer, (29) Bola Hisap (Filler), (30) Botol Timbang.
2.1
Jenis-jenis
Alat Laboratorium
2.1.1
Labu Ukur
Labu berleher panjang dan bertutup
terbuat dari kaca dan tidak boleh terkena panas karena dpat memuai. Alat ini
digunakan untuk membuat larutan dengan konsentrasi tertentu dan mengencerkan
larutan.
2.1.2
Kaki Tiga
Berupa
besi yang menyangga ring, biasa digunakan untuk menahan kawat kasa dalam
pembakaran atau pemanasan.
2.1.3
Kawat Kasa
Kawat
yang dilapisi asbes, alat ini digunakan sebagai alas dalam penyebaran panas
yang berasal dari suatu pembakar.
2.1.4
Batang Pengaduk
Terbuat
dari kaca tahan panas, yang biasa digunakan untuk mengaduk cairan di dalam
gelas kimia.
2.1.5
Spatula
Berupa
sendok panjang dengan ujung atasnya datar. Terbuat dari stainless steel atau alumunium. Spatula digunakan untuk mengambil
bahan kimia dalam bentuk padatan dan dipakai untuk mengaduk larutan.
2.1.6
Mortar
dan
Pastle
Terbuat
dari porselen, kaca atau batu granit. Alat ini digunakan untuk menghancurkan
dan mencampurkan padatan.
2.1.7
Botol Semprot
Botol
semprot berfungsi untuk menyimpan atau menampung aquades agar lebih praktis digunakan dalam membersihkan alat-alat
praktikum.
2.1.8
Corong
Corong
terbuat dari plastik atau kaca tahan panas dan memiliki bentuk seperti gelas
bertangkai. Cara menggunakannya dengan meletakan kertas saring ke corong
tersebut.
2.1.9
Kaca Arloji
Terbuat
dari kaca bening dengan berbagai ukuran diameter. Biasa digunakan sebagai tutup
gelas kimia saat memanaskan sample, tempat saat menimbang bahan kimia, dan
tempat untuk mengeringkan padatan dalam desikator.
2.1.10 Tabung
Reaksi
Terbuat
dari kaca borosilikat tahan panas yang terdiri dari berbagai ukuran. Tabung ini
terkadang dilengkapi dengan tutup. Fungsinya adalah sebagai tempat untuk
mereaksikan bahan kimia dalam skala kecil.
Tabung
reaksi berfungsi untuk mencampur atau memanaskan zat-zat dalam jumlah
kecil. Jika dipakai sebagai wadah suatu zat yang dipanasi, tabung reaksi harus
dipegang dengan penjepit atau klem (Brady, 1998).
2.1.11 Buret
Berupa
tabung kaca bergaris dan memiliki kran diujungnya. Ukurannya mulai dari 5 dan
10 mL dengan skala 0,01 mL, dan 25 dan 50 mL dengan skala 0,05 mL. Buret
biasanya digunakan dalam titrasi, tapi dalam keadaan tertentu dapat pula
digunakan untuk mengukur volume sutau larutan.
2.1.12 Pipet
Volumetri
Pipet
volumetri berfungsi untuk mengmbil zat dengan volume yang telah ditentukan
dengan ketelitian yang lebih tinggi.
2.1.13 Pipet
Tetes
Berupa
pipa kecil terbuat dari plastik atau kaca dengan ujung bawahnya meruncing dan bagian
atasnya ditutupi karet. Digunakan untuk mengambil cairan dalam skala kecil.
2.1.14 Gelas
Ukur
Berguna
untuk mengukur volume larutan tidak memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi
dalam jumlah tertentu. Bentuk gelas ukur ini berupa gelas tinggi dengan skala
disepanjang dindingnya. Ukurannya mulai dari 10 mL hingga 2 L.
2.1.15 Labu
Erlenmeyer
Berupa
gelas yang diameternya semakin ke atas semakin mengecil dengan skala sepanjang
sisinya. Fungsinya yaitu untuk menyimpan dan memanaskan larutan, menampung
filtrat hasil penyaringan dan menampung titran pada proses titrasi.
2.1.16 Gelas
Kimia
Gelas
tinggi berdiameter besar dengan skala sepanjang dindingnya. Terbuat dari kaca
borosilikat yang tahan terhadap panas hingga 2000C. Digunakan untuk
mengukur volume larutan yang tidak memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi,
menampung zat kimia dan memanaskan cairan.
2.1.17 Bunsen
Bunsen merupakan suatu pembakar
atau pemanas. Yang biasa digunakan untuk membakar atau memanaskan zat atau
larutan dalam praktikum.
2.1.18 Termostat
Berfungsi
untuk menjaga kestabilan suhu larutan, agar suhu larutan tidak berubah.
2.1.19 Statif
Statif
berfungsi sebagai penjepit buret agar tidak bergerak.
2.1.20 Tabung
Sentrifuga
Berfungsi
untuk memisahkan larutan dengan endapan pada percobaan.
2.1.21 Pipa
U
Berfungsi
untuk menghubungkan tabung reaksidan sebagai pemindah dalam proses reaksi.
2.1.22 Cawan
Penguap
Cawan
uap berfungsi untuk menguapkan larutan.
2.1.23 Plat
Tetes
Sebagai
tempat untuk menentukan pH larutan asam-basa.
2.1.24 Pipa
Kapiler
Pipa
kapiler digunakan untuk menentukan titik leleh suatu zat padat.
2.1.25 Penjepit
Tabung Reaksi
Digunakan
untuk menjepit atau mengambil tabung reaksi sesudah atau sebelum dipanaskan.
2.1.26 Tabung
Nessler
Biasanya
tabung nessler ini digunakan pada metode kolorimetri. Alat ini terbuat dari
gelas, cara membacanya dengan melihat garis kalibrasi sejajar mata
setinggi miniskus bawah.
2.1.27 Labu
Kjeldahl
Yaitu
tempat (bejana) berleher
panjang untuk destruksi bahan yang mengandung nitrogen dan mengubahnya menjadi
amoniak di dalam penetapan nitrogen secara kuantitatif.
2.1.28 Piknometer
Piknometer
adalah bejana yang dilengkapi dengan termometer untuk mengukur dan
membandingkan berat jenis zat cair atau zat padat (Kamus Besar Bahasa
Indonesia).
2.1.29 Bola
Hisap (Filler)
Digunakan untuk membantu proses pengambilan cairan. Terbuat
dari karet yang disertai dengan tanda untuk menyedot cairan (suction).
2.1.30 Botol
Timbang
Menyimpan
bahan yang akan ditimbang terutama untuk bahan cair dan pasta. Bisa juga untuk
menyimpan sampel yang akan dianalisa kadar airnya.
2.2 Mekanisme Alat
2.2.1
Labu Ukur
Isikan
larutan yang akan diencerkan tambahkan cairan yang dipakai sebagai pelarut
sampai setengah labu terisi, kocok sampai larutan tercampur.
2.2.2
Kaki Tiga
Diletakan diatas
bunsen lalu diletakan kawat kasa di atasnya dan simpan gelas kimia di
atas kawat kasa.
2.2.3
Kawat Kasa
Cara
kerja kawat kasa yaitu simpan kawat kasa tersebut diatas permukaan kaki tiga.
2.2.4
Batang Pengaduk
Larutan
yang akan dicampurkan kemudian diaduk menggunakan batang pengaduk.
2.2.5
Spatula
Zat
padatan yang akan diambil dipermudah dengan menggunakan spatula.
2.2.6
Mortar
dan
Pastle
Mortar
sebagai wadah penampung zat padatan yang akan dihancurkan/dihaluskan kemudian pastle sebagai penumbuknya, maka hasil
akhirnya berupa butiran atau tekstur halus dari zat padatan tersebut.
2.2.7
Botol Semprot
Masukan
aquades ke dalam botol lalu pencet
sampai aquades keluar untuk
proses pengenceran atau pembersihan alat.
2.2.8
Corong
Simpan
kertas saring diatasnya, lalu tuang larutan yang akan disaring, hasilnya berupa
filtran sesuai yang kita hendaki.
2.2.9
Kaca Arloji
Untuk
zat yang akan ditimbang atau dipanaskan ataupun akan dikeringkan dalam
desikator disimpan diatas kaca arloji.
2.2.10 Tabung
Reaksi
Dua
atau lebih zat yang akan direaksikan dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang
kemudian mengalami proses.
2.2.11 Buret
Biasa
digunakan dalam proses titrasi, larutan yang akan dititrasi dimasukkan kedalam
buret, melalui beberapa proses, dan yang terakhir larutan akan mencapai titik
akhir titrasi.
2.2.12 Pipet
Volumetri
Pipet
akan menghisap larutan, kemudian lihat skala volumetriknya, sesuaikan dengan
yang kita kehendaki.
2.2.13 Pipet
Tetes
Masukkan
ujung pipet ke dalam larutan yang akan diambil, tekan karet dan tahan, maka
pipet akan menyedot larutan tersebut, dan untuk mengeluarkannya cukup lepaskan
pegangan pada karet.
2.2.14 Gelas
Ukur
Larutan
dimasukkan ke dalam gelas ukur, maka gelas ukur memberi informasi volumenya
dengan melihat skala di dinding gelas ukur.
2.2.15 Labu
Erlenmeyer
Zat
yang akan dipanaskan dalam labu erlenmeyer kemudian di letakan diatas pemanas,
goyangkan perlahan labu erlenmeyer, hingga terjadi perubahan warna. Begitu juga
pada proses titrasi, hasil titran akan ditampung oleh alat ini.
2.2.16 Gelas
Kimia
Larutan
dapat diukur secara kasar menggunakan gelas kimia, karena gelas kimia berfungsi
untuk mengukur volume yang tidak memerlukan tingkat ketelitian tinggi.
Digunakan juga dalam memanaskan cairan, simpan gelas kimia di atas pembakar.
2.2.17 Bunsen
Setelah
kran saluran gas di buka kemudian ring diputar maka api langsung keluar dari
mulut bunsen tersebut.
2.2.18 Termostat
Larutan
dengan suhu tertentu dimasukkan ke dalam termostat, kemudian tutup dengan rapat
maka larutan tersebut akan terjaga suhunya.
2.2.19 Statif
Statif
dan klem sebagai perangkat yang menopang buret agar buret berdiri tegak.
2.2.20 Tabung
Sentrifuga
Masukan
zat pada tabung sentrifuga lalu diletakan di atas alat
sentrifugator setelah didiamkan beberapa saat akan terlihat endapannya.
2.2.21 Pipa
U
Pipa
U akan mengeluarkan gas setelah dua tabung reaksi yang telah dihubungkan
bereaksi.
2.2.22 Cawan
Penguap
Simpan
zat pada cawan lalu panaskan, maka akan terjadi penguapan dan hasil akhirnya
berupa endapan.
2.2.23 Plat
Tetes
Simpan
zat yang akan diujikan kadar pH-nya di atas plat, teteskan pelarut maka akan
terjadi perubahan warna, yang menunjukan indikator pH.
2.2.24 Pipa
Kapiler
Masukan
pipa kapiler ke larutan yang akan diuji titik lelehnya.
2.2.25 Penjepit
Tabung Reaksi
Tekan
ujung penjepit agar penjepit terbuka, jepitkan pada tabung reaksi, lepaskan
pegangan sehingga tabung reaksi terjepit.
2.2.26 Tabung
Nessler
Pada
proses Kalorimeter, kita dapat membaca hasilnya dengan melihat garis kalibrasi
sejajar mata setinggi miniskus bawah.
2.2.27 Labu
Kjeldahl
Simpan bahan kimia yang
mengandung nitrogen, kemudian nantinya labu ini dipakai untuk proses destruksi
bahan yang mengandung nitrogen dan mengubahnya menjadi amoniak di dl penetapan
nitrogen secara kuantitatif.
2.2.28 Piknometer
Pengukuran
dengan piknometer harus dilakukan pada suhu tetap. Selain itu, volume zat cair
harus sama dengan volume piknometer.
2.2.29 Bola
Hisap (Filler)
Bola
hisap yang dihubungkan dengan pipet, setelah di tekan bolanya, maka cairan akan
terhisap.
2.2.30 Botol
Timbang
Simpan bahan
kimia yang akan ditimbang ke dalam botol timbang, lalu kemudian letakkan di
atas timbangan.
III. ALAT DAN METODE PERCOBAAN
Bab ini akan
menguraikan mengenai : (1) Alat yang Digunakan, dan (2) Metode Percobaan.
3.1
Alat
yang Digunakan
Alat
yang digunakan pada percobaan Pengenalan Alat di Laboratorium Kimia dasar
adalah labu ukur, kaki tiga, kawat kasa, batang pengaduk, spatula, mortar dan pastle, botol semprot, corong, kaca arloji, tabung reaksi, buret,
pipet ukur, pipet tetes, gelas ukur,
labu erlenmeyer, gelas kimia, bunsen,
termostat,
statif, tabung sentrifug,
pipa u,
cawan penguap, plat tetes, pipa kapiler, penjepit
tabung reaksi, tabung nessler, labu kjeldahl,
piknometer, bola hisap (filler), botol timbang.
3.2
Metode
Percobaan
3.2.1
Labu Ukur
Isikan
larutan yang akan diencerkan atau padatan yang akan dilarutkan. Tambahkan
cairan yang dipakai sebagai pelarut sampai setengah labu terisi, kocok kemudian
penuhkan labu sampai tanda batas. Sumbat labu, pegang tutupnya dengan jari,
kocok dengan cara membolak-balikkan labu sampai larutan homogen / tercampur
rata.
3.2.2
Kaki Tiga
Pada
saat ingin melakukan pembakaran atau pemanasan, letakkan tripot pada posisi di
atas pemanas bunsen atau pemanas spiritus. Lalu berikan kaca asbes di atas
tripot tersebut sebagai pembatas agar api tidak langsung mengenai alat.
3.2.3
Kawat Kasa
Cara
kerja kawat kasa yaitu simpan kawat kasa tersebut diatas permukaan kaki tiga.
3.2.4
Batang Pengaduk
Masukkan
batang pengaduk ke dalam zat yang akan diaduk, pegang ujung pengaduk dengan
kuat, lalu dirikan secara tegak lurus bila digunakan untuk menuangkan cairan.
3.2.5
Spatula
Gunakan
spatula untuk mengambil zat padatan menggunakan ujung spatula yang pipih, dan
dapat juga untuk mengaduk larutan
3.2.6
Mortar
dan
Pastle
Simpan
zat padatan yang akan dihaluskan atau dihancurkan di dalam mortar, kemudian tumbuk zat padatan tersebut menggunakan pastle, hingga mendapatkan tekstur yang
diinginkan.
3.2.7
Botol Semprot
Cara
kerja alat ini yaitu dengan memasukan aquades ke dalam botol lalu pencet sampai aquades
keluar untuk proses pengenceran atau pembersihan alat.
3.2.8
Corong
Letakkan
corong diatas suatu wadah dengan posisi bagian yang melebar berada di atas.
Tuangkan zat yang akan di saring / dipindahkan secara perlahan.
3.2.9
Kaca Arloji
Untuk
zat yang akan ditimbang atau dipanaskan ataupun akan dikeringkan dalam
desikator disimpan diatas kaca arloji.
3.2.10 Tabung
Reaksi
Kedua
zat yang akan direaksikan dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian
goyang-goyangkan hingga kedua zat bercampur.
3.2.11 Buret
Zat
yang akan dititrasi dimasukkan ke dalam buret, kemudian buret ditempelkan pada
statif.
3.2.12 Pipet
Volumetri
Cara
kerja pipet volemetri tangan memegang pipet volumentri diatas minikuisnya dan
tangan kiri memegang tempat larutan yang akan dipipet, masukan ujung pipet ke tempat
larutan yang akan dipipet sampai dasarnya, dihisap perlahan, diangkat
pipet keluar, ujungnya serbet oleh kertas saring, ujung pipet bagian bawah
ditempelkan ke dinding dalam bentuk 45 derajat, dikeluarkan larutan dalam
pipet dengan dilepaskan jari telunjuk.
3.2.13 Pipet
Tetes
Sedot
cairan dengan pipet tetes dengan bantuan filler sesuai volume yang diinginkan.
Volume yang dipindahkan dapat dikeluarkan dengan menyamakan tekanan filler
dengan udara sekitar.
3.2.14 Gelas
Ukur
Larutan
dimasukkan ke dalam gelas ukur lalu perhatikan tanda ukuran pada gelas ukur.
3.2.15 Labu
Erlenmeyer
Larutan dimasukkan ke dalam
labu yang berisi larutan yang akan di titrasi, kemudian lihat perubahan
yang terjadi.
3.2.16 Gelas
Kimia
Zat
atau larutan yang akan di reaksikan dimasukkan kedalam gelas kimia
kemudian aduk dan simpan.
3.2.17 Bunsen
Cara
kerja bunsen yaitu buka kran saluran masuknya gas lalu ring diputar yang
ada pada bunsen tersebut sampai ada nyala api.
3.2.18 Termostat
Larutan
dengan suhu tertentu dimasukkan ke dalam termostat, kemudian tutup dengan rapat
dan ukur kembali suhu larutan tersebut menggunakan termometer.
3.2.19 Statif
Statif
ditempatkan pada tempat yang datar, agar buret berdiri tegak.
3.2.20 Tabung
Sentrifuga
Cara
kerja tabung sentrifuga yaitu dimasukan zat pada tabung
sentrifuga lalu diletakan di atas alat sentrifugator kemudian
diamkan beberapa saat sehingga terlihat endapannya.
3.2.21 Pipa
U
Pipa
U dimasukkan pada dua tabung reaksi maka larutan akan bereaksi dan mengeluarkan
gas.
3.2.22 Cawan
Penguap
Cara
kerja cawan penguap yaitu simpan zat tersebut pada cawan lalu panaskan
cawan sampai terdapat endapan.
3.2.23 Plat
Tetes
Larutan
dimasukkan ke dalam plat tetes yang akan ditentukan pH larutanya.
3.2.24 Pipa
Kapiler
Pipa
kapiler dimasukkan pada zat yang akan ditentukan titik lelehnya.
3.2.25 Penjepit
Tabung Reaksi
Tekan
penekan pada penjepit kemudian jepitkan pada tabung reaksi. Apabila alat ini
longgar atau penjepit lepasan,segera perbaiki alat ini dan dapat digunakan
lagi.
3.2.26 Tabung
Nessler
Tabung kaca berdasar datar, digunakan untuk membandingkan warna dalam
analisis kolorimetri.
3.2.27 Labu
Kjedahl
Bahan kimia yang mengandung nitrogen akan di detruksi menjadi amoniak di
dalam labu kjeldahl.
3.2.28 Piknometer
Timbang
piknometer dalam keadaan kosong, masukkan fluida yang akan diukur massa
jenisnya ke dalam piknometer tersebut, tepatkan volumenya, lalu
tutup piknometer, timbang massa piknometer yang berisi fluida
tersebut, hitung massa fluida yang dimasukkan dengan cara mengurangkan
massa pikno berisi fluida dengan massa pikno kosong, setelah didapat
data massa dan volume fluidanya, tentukan nilai rho/masssa jenis (ρ) fluida.
3.2.29 Bola
Hisap (Filler)
Hubungkan dengan pipet, ketika filler ditekan maka cairan akan terhisap.
3.2.30 Botol
Timbang
Bahan kimia baik berupa cair atau padatan yang disimpan di dalam botol
timbang, kemudian diletakkan di atas timbangan.
IV.
HASIL
PENGAMATAN
Dalam
bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Hasil Pengamatan dan (2) Pembahasan.
4.1
Hasil
Pengamatan
No
|
Nama Alat
|
Prinsip Alat
|
Fungsi Alat
|
1
|
Labu Ukur
|
Bahan kimia tertentu dilarutkan dalam labu ukur sehingga didapat larutan
yang dikehendaki.
|
Untuk membuat larutan dengan konsentrasi tertentu dan untuk mengencerkan
larutan.
|
2
|
Kaki Tiga
|
Bunsen diletakan dibawah kaki tiga, dan bahan yang akan dipanaskan
/dibakar disimpan di atas kaki tiga yang sebelumnya di beri alas berupa kawat
kasa.
|
Digunakanauntukamenahankawat kasa
dalam proses pembakaran.
|
3
|
Kawat Kasa
|
Kawat kasa yang dilapisi asbes ini akan menyebarkan panas
.
|
Sebagaiaalasadalamapembakaran yang menyebarkan panas dari pembakar.
|
4
|
Batang Pengaduk
|
Batang pengaduk diletakanake dalam gelas kimia
yang berisi bahan kimia, kemudian batang pengaduk digerakan.
|
Digunakan untuk mengaduk bahan kimia dalam gelas kimia.
|
5
|
Spatula
|
Bagian pipih pada spatula adalah bagian yang digunakan untuk mengambil
bahan kimia berbentuk padatan.
|
Untuk mengambil bahan kimia berbentuk padatan.
|
6
|
Mortar dan Pastle
|
Mortar adalah tempat yang menampung bahan
padatan, yang kemudian padatan tersebut akan ditumbuk menggunakan pastle.
|
Digunakan untuk menghancurkan dan mencampurkan zat padatan.
|
7
|
Botol Semprot
|
Aquades yang terdapat pada
botol secara otomatis akan keluar apabila botol ditekan.
|
Untuk mngeluarkan aquades dari dalam botol, biasanya untuk membersihkan
peralatan.
|
8
|
Corong
|
Dengan menggunakan kertas saring yang diletakan diatasnya, maka campuran
kimia dapat disaring.
|
Untuk memindahkan larutan dari gelas kimia yang berdiameter besar ke yang
berdiameter kecil. Dapat juga untuk menyaring campuran kimia.
|
9
|
Kaca Arloji
|
Pada saat menimbang atau akan mengeringkan bahan, kaca arloji digunakan
sebagai alas, karena pada neraca dan desikator tidak dapat secara langsung
bahan disimpan begitu saja.
|
Sebagai tempat untuk alas menimbang dan untuk tempat mengeringkan dalam
desikator.
|
10
|
Tabung Reaksi
|
Dua jenis zat yang dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian direaksikan
baik dengan cara pembakaran atau pencampuran.
|
Untuk mereaksikan dua atau lebih bahan kimia dalam skala kecil.
|
11
|
Buret
|
Dalam proses titrasi, larutan di dalam buret secara perlahan dikeluarkan,
dengan cara memutar keran buret secara perlahan.
|
Alat untuk mengeluarkan larutan dalam volume tertentu, biasanya digunakan
dalam proses titrasi.
|
12
|
Pipet Volumetri
|
Di atas pipet hubungkan filler, tekan filler, maka larutan akan terhisap
sesuai volume yang kita inginkan.
|
Untuk mengambil dan memindahkan larutan dengan volume tertentu secara
tepat.
|
13
|
Pipet Tetes
|
Dengan menekan karet yang menutupi pipet, maka larutan dapat kita ambil,
sesuai kebutuhan.
|
Digunakan untuk mengambil larutan dengan skala tetes kecil.
|
14
|
Gelas Ukur
|
Masukkan larutan, kemudian lihat skala disepanjang dinding gelas, dan
amati berapa angka yang tertera.
|
Digunakan untuk mengukur volume larutan yang tidak memerlukan ketelitian
yang tinggi.
|
15
|
Labu Erlenmeyer
|
Labu akan menampung hasil titrasi dengan menyimpan erlenmeyer, di bawah
buret.
|
Untuk menampung filtrat hail penyaringanadanauntukaatempat menampung titran hasil titrasi.
|
Gelas Kimia
|
Masukkan larutan, kemudian lihat skala untuk melihat volumenya, simpan
gelas kimia diatas kawat kasa jika
|
Digunakan untuk mengukur volume larutan dan memanaskan cairan.
|
|
17
|
Bunsen
|
Bunsen diletakkan di bawah kaki tiga, putar pembuka gas, maka gas akan
mengalir dan mengeluarkan api pada mulut bunsen.
|
Sebagai sumber panas untuk membakar atau memanaskan larutan.
|
18
|
Termostat
|
Bahan kimia yang simpan didalam termostat suhunya akan stabil, karena
termostat mempunyai prinsip kerja mempertahankan suhu di sekitarnya.
|
Sebagai tempat untuk menyimpan bahan kimia agar suhunya stabil.
|
19
|
Statif
|
Hubungkan statif dengan klem, lalu jepit buret dengan klem, maka buret
dapat berdiri tegak.
|
Sebagai penyangga buret yang dihubungkan dengan klem agar buret berdiri
tegak.
|
20
|
Tabung Sentrifuga
|
Larutan dimasukan kedalam tabung sentrifuga, tabung disimpan dalam
sentrigugator, kemudian di dalam sentrifugator, tabung sentrifuga akan
diputar, sehingga larutan terpisah dari endapannya.
|
Digunakan untuk memisahkan larutan dengan endapannya.
|
21
|
Pipa U
|
Berdasarkan pada elektrolisis suatu zat.
|
|
22
|
Cawan Penguap
|
Bahan kimia dalam cawan akan mengalami penguapan ketika dipanaskan.
|
Cawan digunakan untuk menguapkan larutan.
|
23
|
Plat Tetes
|
Sample diletakan di plat, kemudian ditetesi dengan larutan indikator
tertentu, setelah itu akan terjadi perbuhan warna yang menunjukan indikasi
pH.
|
Sebagai tempat untuk menyimpan sample yang akan diuji kandungan zatnya
dalam skala kecil, dan untuk menentukan pH zat kimia.
|
24
|
Pipa Kapiler
|
Mengalirkan gas ke spesimen tertentu.
|
Digunakan untuk menentukan titik leleh suatu zat.
|
25
|
Penjepit Tabung Reaksi
|
Prinsipnya seperti tuas, ujung runcing penjepit ditekan, dan sisi atasnya
akan terbuka.
|
Digunakan untuk menjepit tabung reaksi sebelum dan sesudah dipanaskan.
|
26
|
Tabung Nessler
|
Tabung kaca berdasar datar, digunakan untuk membandingkan warna dalam
analisis kolorimetri.
|
Tabung
nessler ini digunakan pada metode kolorimetri.
|
27
|
Labu Kjeldahl
|
Bahan kimia yang mengandung nitrogen akan di detruksi menjadi amoniak di
dalam labu kjeldahl.
|
Tempat (bejana) berleher panjang untuk
destruksi bahan yang mengandung nitrogen dan mengubahnya menjadi amoniak di
dalam penetapan nitrogen secara kuantitatif.
|
28
|
Piknometer
|
Pengukuran dengan piknometer harus
dilakukan pada suhu tetap. Selain itu, volume zat cair harus sama dengan
volume piknometer.
|
Piknometer
adalah bejana yang dilengkapi dengan termometer untuk mengukur dan
membandingkan berat jenis zat cair atau zat padat.
|
29
|
Bola Hisap (Filler)
|
Hubungkan dengan pipiet, ketika filler ditekan maka cairan akan terhisap.
|
Digunakan untuk membantu proses pengambilan cairan. Terbuat
dari karet yang disertai dengan tanda untuk menyedot cairan (suction).
|
30
|
Botol Timbang
|
Bahan kimia baik berupa cair atau padatan yang disimpan di dalam botol
timbang, kemudian diletakkan di atas timbangan.
|
Menyimpan
bahan yang akan ditimbang terutama untuk bahan cair dan pasta. Bisa juga
untuk menyimpan sampel yang akan dianalisa kadar airnya.
|
(Sumber: Tanti, Meja
12, Kelompok A, 2012)
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Setiap alat mempunyai kegunaan dan
prinsip kerja yang berbeda. Dalam penggunaannya, alat-alat laboratorium ada
yang bersifat khusus dan ada yang bersifat khusus, pengenalan alat ini
ditujukan agar praktikan mengetahui nama-nama alat di laboratorium karakteristiknya
beserta fungsi dan cara kerjanya. Kita mengetahui banyak alat yang terbuat dari
kaca yang rentan pecah, sehingga butuh perlakuan khusus.
5.2
Saran
Saran agar
praktikan selalu mengingat dan menguasai alat-alat di laboratorium agar tidak
terjadi kesalahan pada praktikum selanjutnya. Dan praktikan mengetahui cara
penggunaan alat-alat tersebut secara tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2012.Alat-alat Laboratorium.http://elagadisimut.blogspot.com/2012/
09/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html.access:26
Oktober 2012.
Anonim.2012.PeralatanaGelasaKimia.http://qualitycontrol07.blogspot.com/2010/02/
peralatan-gelas-kimia-glass-ware.html.access:21
Oktober 2012.
Brady,
E. James.1999, Kimia Universitas
Asas dan Struktur, Binapura Aksara: Jakarta.
Sutrisno,
E.T. dan I.S. Mirnabari.2010.Penuntun
Praktikum Kimia Dasar. Universitas Pasundan : Bandung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar