Rabu, 21 November 2012

Laporan Pengenalan Alat


LAPORAN MINGGUAN
PRAKTIKUM KIMIA DASAR
PENGENALAN ALAT DI LABORATORIUM



 
MAKALAH



Oleh :
Nama
:
Tanti Oktapianti
NRP
:
123020025
Kelompok
:
A
No. Meja
:
12(Dua Belas)
Tanggal Percobaan
:
24 Oktober 2012
Asisten
:
Galuh Permata Sari





LABORATORIUM KIMIA DASAR
JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2012


I.    PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan menggenai : (1) Latar belakang, (2) Tujuan percobaan, dan (3) Prinsip percobaan.
1.1  Latar Belakang
Alat adalah suatu benda yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu; perkakas, perabot, yang dipakai untuk mencapai maksud (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005). Berbicara tentang alat-alat laboratorium secara ilmiah tidaklah mudah, karena harus membuka bermacam sumber.
Pada zaman modern ini kita mengenal alat-alat dan bahan yang sangat berguna atau menghiasai laboratorium sebagian besar gelas ukur, tabung reaksi, HCl, NaCl dan lain-lain (Anonim, 1998).
Dalam dunia kimia, pada dasarnya tidak akan terlepas dari hal-hal yang berkaitan dengan zat-zat yang ada didalamnya, yaitu zat kimia, dimana zat kimia itu beracun atau tidak beracun, berguna atau tidak berguna. Dari kondisi seperti itu, maka perlulah adanya pembelajaran untuk mendapatkan pengetahuan dan kemampuan untuk itu. Dan untuk mendapatkan pengetahuan serta kemampuan tersebut perlu adanya kegiatan seperti praktikum untuk mengidentifikasi apakah zat itu beracun atau tidak, berguna atau tidak dan sebagainya.Seperti yang diketahui, sebuah praktikum itu tentunya harus menggunakan alat-alat laboratorium guna mendukung jalannya kegiatan praktikum tersebut. Dimana tentu saja praktikan tidak dapat secara langsung menggunakan alat-alat tersebut tanpa mempunyai pengetahuan dan kemampuan yang cukup untuk itu. Sebab alat-alat tersebut memiliki prosedur-prosedur dalam penggunaannya. Maka dari itu, pengenalan alat-alat laboratorium oleh praktikan dirasa penting agar sebuah praktikum dapat berjalan sebagaimana mestinya. Namun tidak hanya dikenal begitu saja, praktikan pun juga harus mengetahui fungsi dari masing-masing alat-alat tersebut.
Pengenalan alat-alat laboratorium kimia dasar sebagai penunjang dilaksanakanya percobaan-percobaan maupun penelitian. Oleh karena itu, pengenalan alat-alat yang akan digunakan pada saat praktikum kimia dasar sangat dibutuhkan sekali agar kita lebih tepat dalam menggunakan alat tersebut sesuai kegunaannya masing-masing. Jenis alat-alat yang digunakan disesuaikan dengan tujuan penelitian. Misalnya, pada penelitian yang bertujuan memperoleh data tentang alat-alat yang digunakan sebagai  bahan praktikum.  Agar penelitian berjalan dengan lancar dan kita mengetahui alat-alat yang akan digunakan dalam penelitian  dan juga harus memahami fungsinya. Praktikan pun harus mengetahui cara membersihkan peralatan serta menyimpan pada tempatnya (Middlecamp,dkk,1985).
1.2    Tujuan Percobaan
Tujuan percobaan pengenalan alat di laboratorium adalah untuk praktikan dapat mengenal dan mengetahui alat-alat yang digunakan dalam praktikum di laboratorium, praktikan pula dapat mengehui fungsi dan kegunaan masing-masing alat yang dipergunakan dalam praktikum, dan praktikan dapat mengetahui cara kerja masing-masing alat.
1.3    Prinsip Percobaan
Prinsip percobaan pengenalan alat di laboratorium adalah berdasarkan dari masing-masing alat  mempunyai fungsi dan cara kerja yang berbeda-beda serta mempunyai ciri-ciri dan karakteristik yang berbeda pula tergantung pada alatnya.


II.  TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini akan menguraikan mengenai  Jenis-jenis alat laboratorium dan Mekanisme : (1) Labu Ukur, (2) Kaki Tiga, (3) Kawat Kasa, (4) Batang Pengaduk, (5) Spatula, (6) Mortar dan Pastle, (7) Botol Semprot, (8) Corong, (9)Kaca Arloji, (10) Tabung Reaksi, (11) Buret, (12) Pipet Ukur, (13) Pipet Tetes,  (14) Gelas Ukur, (15) Labu Erlenmeyer, (16) Gelas Kimia, (17) Bunsen, (18)Termostat, (19) Statif, (20) Tabung Sentrifug, (21) Pipa U, (22)Cawan  Penguap, (23) Plat Tetes, (24) Pipa Kapiler, (25) Penjepit Tabung Reaksi, (26) Tabung Nessler, (27) Labu Kjeldahl, (28) Piknometer, (29) Bola Hisap (Filler), (30) Botol Timbang.
2.1    Jenis-jenis Alat Laboratorium
2.1.1        Labu Ukur
Labu berleher panjang dan bertutup terbuat dari kaca dan tidak boleh terkena panas karena dpat memuai. Alat ini digunakan untuk membuat larutan dengan konsentrasi tertentu dan mengencerkan larutan.
2.1.2        Kaki Tiga
Berupa besi yang menyangga ring, biasa digunakan untuk menahan kawat kasa dalam pembakaran atau pemanasan.
2.1.3        Kawat Kasa
Kawat yang dilapisi asbes, alat ini digunakan sebagai alas dalam penyebaran panas yang berasal dari suatu pembakar.
2.1.4        Batang Pengaduk
Terbuat dari kaca tahan panas, yang biasa digunakan untuk mengaduk cairan di dalam gelas kimia.
2.1.5        Spatula
Berupa sendok panjang dengan ujung atasnya datar. Terbuat dari stainless steel atau alumunium. Spatula digunakan untuk mengambil bahan kimia dalam bentuk padatan dan dipakai untuk mengaduk larutan.
2.1.6        Mortar dan Pastle
Terbuat dari porselen, kaca atau batu granit. Alat ini digunakan untuk menghancurkan dan mencampurkan padatan.
2.1.7        Botol Semprot
Botol semprot berfungsi untuk menyimpan atau menampung aquades agar lebih praktis digunakan dalam membersihkan alat-alat praktikum.
2.1.8        Corong
Corong terbuat dari plastik atau kaca tahan panas dan memiliki bentuk seperti gelas bertangkai. Cara menggunakannya dengan meletakan kertas saring ke corong tersebut.
2.1.9        Kaca Arloji
Terbuat dari kaca bening dengan berbagai ukuran diameter. Biasa digunakan sebagai tutup gelas kimia saat memanaskan sample, tempat saat menimbang bahan kimia, dan tempat untuk mengeringkan padatan dalam desikator.
2.1.10    Tabung Reaksi
Terbuat dari kaca borosilikat tahan panas yang terdiri dari berbagai ukuran. Tabung ini terkadang dilengkapi dengan tutup. Fungsinya adalah sebagai tempat untuk mereaksikan bahan kimia dalam skala kecil.
Tabung reaksi berfungsi untuk mencampur atau memanaskan zat-zat dalam jumlah kecil. Jika dipakai sebagai wadah suatu zat yang dipanasi, tabung reaksi harus dipegang dengan penjepit atau klem (Brady, 1998).
2.1.11    Buret
Berupa tabung kaca bergaris dan memiliki kran diujungnya. Ukurannya mulai dari 5 dan 10 mL dengan skala 0,01 mL, dan 25 dan 50 mL dengan skala 0,05 mL. Buret biasanya digunakan dalam titrasi, tapi dalam keadaan tertentu dapat pula digunakan untuk mengukur volume sutau larutan.
2.1.12    Pipet Volumetri
Pipet volumetri berfungsi untuk mengmbil zat dengan volume yang telah ditentukan dengan ketelitian yang lebih tinggi.
2.1.13    Pipet Tetes
Berupa pipa kecil terbuat dari plastik atau kaca dengan ujung bawahnya meruncing dan bagian atasnya ditutupi karet. Digunakan untuk mengambil cairan dalam skala kecil.
2.1.14    Gelas Ukur
Berguna untuk mengukur volume larutan tidak memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi dalam jumlah tertentu. Bentuk gelas ukur ini berupa gelas tinggi dengan skala disepanjang dindingnya. Ukurannya mulai dari 10 mL hingga 2 L.
2.1.15    Labu Erlenmeyer
Berupa gelas yang diameternya semakin ke atas semakin mengecil dengan skala sepanjang sisinya. Fungsinya yaitu untuk menyimpan dan memanaskan larutan, menampung filtrat hasil penyaringan dan menampung titran pada proses titrasi.
2.1.16    Gelas Kimia
Gelas tinggi berdiameter besar dengan skala sepanjang dindingnya. Terbuat dari kaca borosilikat yang tahan terhadap panas hingga 2000C. Digunakan untuk mengukur volume larutan yang tidak memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi, menampung zat kimia dan memanaskan cairan.
2.1.17    Bunsen
Bunsen merupakan suatu pembakar atau pemanas. Yang biasa digunakan untuk membakar atau memanaskan zat atau larutan dalam praktikum.
2.1.18    Termostat
Berfungsi untuk menjaga kestabilan suhu larutan, agar suhu larutan tidak berubah.
2.1.19    Statif
Statif berfungsi sebagai penjepit buret agar tidak bergerak.
2.1.20    Tabung Sentrifuga
Berfungsi untuk memisahkan larutan dengan endapan pada percobaan.
2.1.21    Pipa U
Berfungsi untuk menghubungkan tabung reaksidan sebagai pemindah dalam proses reaksi.
2.1.22    Cawan Penguap
Cawan uap berfungsi untuk menguapkan larutan.
2.1.23    Plat Tetes
Sebagai tempat untuk menentukan pH larutan asam-basa.
2.1.24    Pipa Kapiler
Pipa kapiler digunakan untuk menentukan titik leleh suatu zat padat.
2.1.25    Penjepit Tabung Reaksi
Digunakan untuk menjepit atau mengambil tabung reaksi sesudah atau sebelum dipanaskan.
2.1.26    Tabung Nessler
Biasanya tabung nessler ini digunakan pada metode kolorimetri. Alat ini terbuat dari gelas, cara membacanya dengan melihat garis kalibrasi sejajar mata setinggi miniskus bawah.
2.1.27    Labu Kjeldahl
Yaitu tempat (bejana) berleher panjang untuk destruksi bahan yang mengandung nitrogen dan mengubahnya menjadi amoniak di dalam penetapan nitrogen secara kuantitatif.
2.1.28    Piknometer
Piknometer adalah bejana yang dilengkapi dengan termometer untuk mengukur dan membandingkan berat jenis zat cair atau zat padat (Kamus Besar Bahasa Indonesia).
2.1.29    Bola Hisap (Filler)
Digunakan untuk membantu proses pengambilan cairan. Terbuat dari karet yang disertai dengan tanda untuk menyedot cairan (suction).
2.1.30    Botol Timbang
Menyimpan bahan yang akan ditimbang terutama untuk bahan cair dan pasta. Bisa juga untuk menyimpan sampel yang akan dianalisa kadar airnya.
2.2  Mekanisme Alat
2.2.1        Labu Ukur
Isikan larutan yang akan diencerkan tambahkan cairan yang dipakai sebagai pelarut sampai setengah labu terisi, kocok sampai larutan tercampur.
2.2.2        Kaki Tiga
Diletakan diatas bunsen lalu diletakan kawat kasa di atasnya dan simpan gelas kimia di atas kawat kasa.
2.2.3        Kawat Kasa
Cara kerja kawat kasa yaitu simpan kawat kasa tersebut diatas permukaan kaki tiga.
2.2.4        Batang Pengaduk
Larutan yang akan dicampurkan kemudian diaduk menggunakan batang pengaduk.
2.2.5        Spatula
Zat padatan yang akan diambil dipermudah dengan menggunakan spatula.
2.2.6        Mortar dan Pastle
Mortar sebagai wadah penampung zat padatan yang akan dihancurkan/dihaluskan kemudian pastle sebagai penumbuknya, maka hasil akhirnya berupa butiran atau tekstur halus dari zat padatan tersebut.
2.2.7        Botol Semprot
Masukan aquades ke dalam botol lalu pencet sampai aquades keluar untuk proses pengenceran atau pembersihan alat.
2.2.8        Corong
Simpan kertas saring diatasnya, lalu tuang larutan yang akan disaring, hasilnya berupa filtran sesuai yang kita hendaki.
2.2.9        Kaca Arloji
Untuk zat yang akan ditimbang atau dipanaskan ataupun akan dikeringkan dalam desikator disimpan diatas kaca arloji.
2.2.10    Tabung Reaksi
Dua atau lebih zat yang akan direaksikan dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang kemudian mengalami proses.
2.2.11    Buret
Biasa digunakan dalam proses titrasi, larutan yang akan dititrasi dimasukkan kedalam buret, melalui beberapa proses, dan yang terakhir larutan akan mencapai titik akhir titrasi.
2.2.12    Pipet Volumetri
Pipet akan menghisap larutan, kemudian lihat skala volumetriknya, sesuaikan dengan yang kita kehendaki.
2.2.13    Pipet Tetes
Masukkan ujung pipet ke dalam larutan yang akan diambil, tekan karet dan tahan, maka pipet akan menyedot larutan tersebut, dan untuk mengeluarkannya cukup lepaskan pegangan pada karet.
2.2.14    Gelas Ukur
Larutan dimasukkan ke dalam gelas ukur, maka gelas ukur memberi informasi volumenya dengan melihat skala di dinding gelas ukur.
2.2.15    Labu Erlenmeyer
Zat yang akan dipanaskan dalam labu erlenmeyer kemudian di letakan diatas pemanas, goyangkan perlahan labu erlenmeyer, hingga terjadi perubahan warna. Begitu juga pada proses titrasi, hasil titran akan ditampung oleh alat ini.
2.2.16    Gelas Kimia
Larutan dapat diukur secara kasar menggunakan gelas kimia, karena gelas kimia berfungsi untuk mengukur volume yang tidak memerlukan tingkat ketelitian tinggi. Digunakan juga dalam memanaskan cairan, simpan gelas kimia di atas pembakar.
2.2.17    Bunsen
Setelah kran saluran gas di buka kemudian ring diputar maka api langsung keluar dari mulut bunsen tersebut.
2.2.18    Termostat
Larutan dengan suhu tertentu dimasukkan ke dalam termostat, kemudian tutup dengan rapat maka larutan tersebut akan terjaga suhunya.
2.2.19    Statif
Statif dan klem sebagai perangkat yang menopang buret agar buret berdiri tegak.
2.2.20    Tabung Sentrifuga
Masukan zat pada tabung sentrifuga lalu diletakan di atas alat sentrifugator setelah didiamkan beberapa saat akan terlihat endapannya.
2.2.21    Pipa U
Pipa U akan mengeluarkan gas setelah dua tabung reaksi yang telah dihubungkan bereaksi.
2.2.22    Cawan Penguap
Simpan zat pada cawan lalu panaskan, maka akan terjadi penguapan dan hasil akhirnya berupa endapan.
2.2.23    Plat Tetes
Simpan zat yang akan diujikan kadar pH-nya di atas plat, teteskan pelarut maka akan terjadi perubahan warna, yang menunjukan indikator pH.
2.2.24    Pipa Kapiler
Masukan pipa kapiler ke larutan yang akan diuji titik lelehnya.
2.2.25    Penjepit Tabung Reaksi
Tekan ujung penjepit agar penjepit terbuka, jepitkan pada tabung reaksi, lepaskan pegangan sehingga tabung reaksi terjepit.
2.2.26    Tabung Nessler
Pada proses Kalorimeter, kita dapat membaca hasilnya dengan melihat garis kalibrasi sejajar mata setinggi miniskus bawah.
2.2.27    Labu Kjeldahl
Simpan bahan kimia yang mengandung nitrogen, kemudian nantinya labu ini dipakai untuk proses destruksi bahan yang mengandung nitrogen dan mengubahnya menjadi amoniak di dl penetapan nitrogen secara kuantitatif.
2.2.28    Piknometer
Pengukuran dengan piknometer harus dilakukan pada suhu tetap. Selain itu, volume zat cair harus sama dengan volume piknometer.
2.2.29    Bola Hisap (Filler)
Bola hisap yang dihubungkan dengan pipet, setelah di tekan bolanya, maka cairan akan terhisap.
2.2.30    Botol Timbang
Simpan bahan kimia yang akan ditimbang ke dalam botol timbang, lalu kemudian letakkan di atas timbangan.

  
III.      ALAT DAN METODE PERCOBAAN
Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Alat yang Digunakan, dan (2) Metode Percobaan.
3.1    Alat yang Digunakan
Alat yang digunakan pada percobaan Pengenalan Alat di Laboratorium Kimia dasar adalah labu ukur, kaki tiga, kawat kasa, batang pengaduk, spatula, mortar dan pastle, botol semprot, corong, kaca arloji, tabung reaksi, buret, pipet ukur, pipet tetes,  gelas ukur, labu erlenmeyer, gelas kimia, bunsen, termostat, statif, tabung sentrifug, pipa u, cawan  penguap, plat tetes, pipa kapiler, penjepit tabung reaksi, tabung nessler, labu kjeldahl, piknometer, bola hisap (filler), botol timbang.
3.2    Metode Percobaan
3.2.1        Labu Ukur
Isikan larutan yang akan diencerkan atau padatan yang akan dilarutkan. Tambahkan cairan yang dipakai sebagai pelarut sampai setengah labu terisi, kocok kemudian penuhkan labu sampai tanda batas. Sumbat labu, pegang tutupnya dengan jari, kocok dengan cara membolak-balikkan labu sampai larutan homogen / tercampur rata.
3.2.2        Kaki Tiga
Pada saat ingin melakukan pembakaran atau pemanasan, letakkan tripot pada posisi di atas pemanas bunsen atau pemanas spiritus. Lalu berikan kaca asbes di atas tripot tersebut sebagai pembatas agar api tidak langsung mengenai alat.
3.2.3        Kawat Kasa
Cara kerja kawat kasa yaitu simpan kawat kasa tersebut diatas permukaan kaki tiga.
3.2.4        Batang Pengaduk
Masukkan batang pengaduk ke dalam zat yang akan diaduk, pegang ujung pengaduk dengan kuat, lalu dirikan secara tegak lurus bila digunakan untuk menuangkan cairan.
3.2.5        Spatula
Gunakan spatula untuk mengambil zat padatan menggunakan ujung spatula yang pipih, dan dapat juga untuk mengaduk larutan
3.2.6        Mortar dan Pastle
Simpan zat padatan yang akan dihaluskan atau dihancurkan di dalam mortar, kemudian tumbuk zat padatan tersebut menggunakan pastle, hingga mendapatkan tekstur yang diinginkan.
3.2.7        Botol Semprot
Cara kerja alat ini yaitu dengan memasukan aquades ke dalam botol lalu pencet sampai aquades keluar untuk proses pengenceran atau pembersihan alat.
3.2.8        Corong
Letakkan corong diatas suatu wadah dengan posisi bagian yang melebar berada di atas. Tuangkan zat yang akan di saring / dipindahkan secara perlahan.
3.2.9        Kaca Arloji
Untuk zat yang akan ditimbang atau dipanaskan ataupun akan dikeringkan dalam desikator disimpan diatas kaca arloji.
3.2.10    Tabung Reaksi
Kedua zat yang akan direaksikan dimasukkan ke dalam tabung reaksi, kemudian goyang-goyangkan hingga kedua zat bercampur.
3.2.11    Buret
Zat  yang akan dititrasi dimasukkan ke dalam buret, kemudian buret ditempelkan pada statif.
3.2.12    Pipet Volumetri
Cara kerja pipet volemetri tangan memegang pipet volumentri diatas minikuisnya dan tangan kiri memegang tempat larutan yang akan dipipet, masukan ujung pipet ke tempat larutan yang akan dipipet sampai dasarnya, dihisap perlahan, diangkat pipet keluar, ujungnya serbet oleh kertas saring, ujung pipet bagian bawah ditempelkan ke dinding dalam bentuk 45 derajat, dikeluarkan larutan dalam pipet dengan dilepaskan jari telunjuk.
3.2.13    Pipet Tetes
Sedot cairan dengan pipet tetes dengan bantuan filler sesuai volume yang diinginkan. Volume yang dipindahkan dapat dikeluarkan dengan menyamakan tekanan filler dengan udara sekitar.
3.2.14    Gelas Ukur
Larutan dimasukkan ke dalam gelas ukur lalu perhatikan tanda ukuran pada gelas ukur.
3.2.15    Labu Erlenmeyer
Larutan dimasukkan ke dalam labu yang berisi larutan yang akan di titrasi, kemudian lihat perubahan yang terjadi.
3.2.16    Gelas Kimia
Zat atau larutan  yang akan di reaksikan dimasukkan  kedalam gelas kimia kemudian aduk dan simpan.
3.2.17    Bunsen
Cara kerja bunsen yaitu buka kran saluran masuknya gas lalu ring diputar yang ada pada bunsen tersebut sampai ada nyala api.
3.2.18    Termostat
Larutan dengan suhu tertentu dimasukkan ke dalam termostat, kemudian tutup dengan rapat dan ukur kembali suhu larutan tersebut menggunakan termometer.
3.2.19    Statif
Statif ditempatkan pada tempat yang datar, agar buret berdiri tegak.
3.2.20    Tabung Sentrifuga
Cara kerja tabung sentrifuga yaitu dimasukan zat pada tabung sentrifuga lalu diletakan di atas alat sentrifugator kemudian diamkan beberapa saat sehingga terlihat endapannya.
3.2.21    Pipa U
Pipa U dimasukkan pada dua tabung reaksi maka larutan akan bereaksi dan mengeluarkan gas.
3.2.22    Cawan Penguap
Cara kerja cawan penguap yaitu simpan zat tersebut pada cawan lalu panaskan cawan sampai terdapat endapan.
3.2.23    Plat Tetes
Larutan dimasukkan ke dalam plat tetes yang akan ditentukan pH larutanya.
3.2.24    Pipa Kapiler
Pipa kapiler dimasukkan pada zat yang akan ditentukan titik lelehnya.
3.2.25    Penjepit Tabung Reaksi
Tekan penekan pada penjepit kemudian jepitkan pada tabung reaksi. Apabila alat ini longgar atau penjepit lepasan,segera perbaiki alat ini dan dapat digunakan lagi.
3.2.26    Tabung Nessler
Tabung kaca berdasar datar, digunakan untuk membandingkan warna dalam analisis kolorimetri.
3.2.27    Labu Kjedahl
Bahan kimia yang mengandung nitrogen akan di detruksi menjadi amoniak di dalam labu kjeldahl.
3.2.28    Piknometer
Timbang piknometer dalam keadaan kosong, masukkan fluida yang akan diukur massa jenisnya ke dalam piknometer tersebut,  tepatkan volumenya, lalu tutup piknometer, timbang massa piknometer yang berisi fluida tersebut, hitung massa fluida yang dimasukkan dengan cara mengurangkan massa pikno berisi fluida dengan massa pikno kosong,  setelah didapat data massa dan volume fluidanya, tentukan nilai rho/masssa jenis (ρ) fluida.
3.2.29    Bola Hisap (Filler)
Hubungkan dengan pipet, ketika filler ditekan maka cairan akan terhisap.
3.2.30    Botol Timbang
Bahan kimia baik berupa cair atau padatan yang disimpan di dalam botol timbang, kemudian diletakkan di atas timbangan.



IV.           HASIL PENGAMATAN
Dalam bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Hasil Pengamatan dan (2) Pembahasan.
4.1    Hasil Pengamatan
No
Nama Alat
Prinsip Alat
Fungsi Alat
1
Labu Ukur
Bahan kimia tertentu dilarutkan dalam labu ukur sehingga didapat larutan yang dikehendaki.
Untuk membuat larutan dengan konsentrasi tertentu dan untuk mengencerkan larutan.
2
Kaki Tiga
Bunsen diletakan dibawah kaki tiga, dan bahan yang akan dipanaskan /dibakar disimpan di atas kaki tiga yang sebelumnya di beri alas berupa kawat kasa.
Digunakanauntukamenahankawat kasa dalam proses pembakaran.
3
Kawat Kasa
Kawat kasa yang dilapisi asbes ini akan menyebarkan panas

.
Sebagaiaalasadalamapembakaran yang menyebarkan panas dari pembakar.
4
Batang Pengaduk
Batang pengaduk diletakanake dalam gelas kimia yang berisi bahan kimia, kemudian batang pengaduk digerakan.
Digunakan untuk mengaduk bahan kimia dalam gelas kimia.
5
Spatula
Bagian pipih pada spatula adalah bagian yang digunakan untuk mengambil bahan kimia berbentuk padatan.
Untuk mengambil bahan kimia berbentuk padatan.
6
Mortar dan Pastle
Mortar adalah tempat yang menampung bahan padatan, yang kemudian padatan tersebut akan ditumbuk menggunakan pastle.
Digunakan untuk menghancurkan dan mencampurkan zat padatan.
7
Botol Semprot
Aquades yang terdapat pada botol secara otomatis akan keluar apabila botol ditekan.
Untuk mngeluarkan aquades dari dalam botol, biasanya untuk membersihkan peralatan.
8
Corong
Dengan menggunakan kertas saring yang diletakan diatasnya, maka campuran kimia dapat disaring.
Untuk memindahkan larutan dari gelas kimia yang berdiameter besar ke yang berdiameter kecil. Dapat juga untuk menyaring campuran kimia.
9
Kaca Arloji
Pada saat menimbang atau akan mengeringkan bahan, kaca arloji digunakan sebagai alas, karena pada neraca dan desikator tidak dapat secara langsung bahan disimpan begitu saja.
Sebagai tempat untuk alas menimbang dan untuk tempat mengeringkan dalam desikator.
10
Tabung Reaksi
Dua jenis zat yang dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian direaksikan baik dengan cara pembakaran atau pencampuran.
Untuk mereaksikan dua atau lebih bahan kimia dalam skala kecil.
11
Buret
Dalam proses titrasi, larutan di dalam buret secara perlahan dikeluarkan, dengan cara memutar keran buret secara perlahan.







Alat untuk mengeluarkan larutan dalam volume tertentu, biasanya digunakan dalam proses titrasi.
12
Pipet Volumetri
Di atas pipet hubungkan filler, tekan filler, maka larutan akan terhisap sesuai volume yang kita inginkan.
Untuk mengambil dan memindahkan larutan dengan volume tertentu secara tepat.
13
Pipet Tetes
Dengan menekan karet yang menutupi pipet, maka larutan dapat kita ambil, sesuai kebutuhan.
Digunakan untuk mengambil larutan dengan skala tetes kecil.
14
Gelas Ukur
Masukkan larutan, kemudian lihat skala disepanjang dinding gelas, dan amati berapa angka yang tertera.
Digunakan untuk mengukur volume larutan yang tidak memerlukan ketelitian yang tinggi.
15
Labu Erlenmeyer
Labu akan menampung hasil titrasi dengan menyimpan erlenmeyer, di bawah buret.








Untuk menampung filtrat hail penyaringanadanauntukaatempat menampung titran hasil titrasi.
16
Gelas Kimia
Masukkan larutan, kemudian lihat skala untuk melihat volumenya, simpan gelas kimia diatas kawat kasa jika akan melakukan pemanasan.
Digunakan untuk mengukur volume larutan dan memanaskan cairan.
17
Bunsen
Bunsen diletakkan di bawah kaki tiga, putar pembuka gas, maka gas akan mengalir dan mengeluarkan api pada mulut bunsen.
Sebagai sumber panas untuk membakar atau memanaskan larutan.
18
Termostat
Bahan kimia yang simpan didalam termostat suhunya akan stabil, karena termostat mempunyai prinsip kerja mempertahankan suhu di sekitarnya.
Sebagai tempat untuk menyimpan bahan kimia agar suhunya stabil.
19
Statif
Hubungkan statif dengan klem, lalu jepit buret dengan klem, maka buret dapat berdiri tegak.

Sebagai penyangga buret yang dihubungkan dengan klem agar buret berdiri tegak.
20
Tabung Sentrifuga
Larutan dimasukan kedalam tabung sentrifuga, tabung disimpan dalam sentrigugator, kemudian di dalam sentrifugator, tabung sentrifuga akan diputar, sehingga larutan terpisah dari endapannya.
Digunakan untuk memisahkan larutan dengan endapannya.
21
Pipa U
Berdasarkan pada elektrolisis suatu zat.
22
Cawan Penguap
Bahan kimia dalam cawan akan mengalami penguapan ketika dipanaskan.
Cawan digunakan untuk menguapkan larutan.
23
Plat Tetes
Sample diletakan di plat, kemudian ditetesi dengan larutan indikator tertentu, setelah itu akan terjadi perbuhan warna yang menunjukan indikasi pH.



Sebagai tempat untuk menyimpan sample yang akan diuji kandungan zatnya dalam skala kecil, dan untuk menentukan pH zat kimia.
24
Pipa Kapiler
Mengalirkan gas ke spesimen tertentu.
Digunakan untuk menentukan titik leleh suatu zat.
25
Penjepit Tabung Reaksi
Prinsipnya seperti tuas, ujung runcing penjepit ditekan, dan sisi atasnya akan terbuka.
Digunakan untuk menjepit tabung reaksi sebelum dan sesudah dipanaskan.
26
Tabung Nessler
Tabung kaca berdasar datar, digunakan untuk membandingkan warna dalam analisis kolorimetri.
Tabung nessler ini digunakan pada metode kolorimetri.
27
Labu Kjeldahl
Bahan kimia yang mengandung nitrogen akan di detruksi menjadi amoniak di dalam labu kjeldahl.






Tempat (bejana) berleher panjang untuk destruksi bahan yang mengandung nitrogen dan mengubahnya menjadi amoniak di dalam penetapan nitrogen secara kuantitatif.
28
Piknometer
Pengukuran dengan piknometer harus dilakukan pada suhu tetap. Selain itu, volume zat cair harus sama dengan volume piknometer.
Piknometer adalah bejana yang dilengkapi dengan termometer untuk mengukur dan membandingkan berat jenis zat cair atau zat padat.
29
Bola Hisap (Filler)
Hubungkan dengan pipiet, ketika filler ditekan maka cairan akan terhisap.
Digunakan untuk membantu proses pengambilan cairan. Terbuat dari karet yang disertai dengan tanda untuk menyedot cairan (suction).
30
Botol Timbang
Bahan kimia baik berupa cair atau padatan yang disimpan di dalam botol timbang, kemudian diletakkan di atas timbangan.
Menyimpan bahan yang akan ditimbang terutama untuk bahan cair dan pasta. Bisa juga untuk menyimpan sampel yang akan dianalisa kadar airnya.
(Sumber: Tanti, Meja 12, Kelompok A, 2012)


V.     KESIMPULAN DAN SARAN
5.1    Kesimpulan
Setiap alat mempunyai kegunaan dan prinsip kerja yang berbeda. Dalam penggunaannya, alat-alat laboratorium ada yang bersifat khusus dan ada yang bersifat khusus, pengenalan alat ini ditujukan agar praktikan mengetahui nama-nama alat di laboratorium karakteristiknya beserta fungsi dan cara kerjanya. Kita mengetahui banyak alat yang terbuat dari kaca yang rentan pecah, sehingga butuh perlakuan khusus.

5.2    Saran
Saran agar praktikan selalu mengingat dan menguasai alat-alat di laboratorium agar tidak terjadi kesalahan pada praktikum selanjutnya. Dan praktikan mengetahui cara penggunaan alat-alat tersebut secara tepat.


  
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2012.Alat-alat Laboratorium.http://elagadisimut.blogspot.com/2012/ 09/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html.access:26 Oktober 2012.
Anonim.2012.PeralatanaGelasaKimia.http://qualitycontrol07.blogspot.com/2010/02/ peralatan-gelas-kimia-glass-ware.html.access:21 Oktober 2012.
Brady, E. James.1999, Kimia Universitas Asas dan Struktur, Binapura Aksara: Jakarta.
Sutrisno, E.T. dan I.S. Mirnabari.2010.Penuntun Praktikum Kimia Dasar. Universitas Pasundan : Bandung.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar